SOROAKO, PENJELAJAHAN NOSTALGIA

Hai Kawan,

Setiap orang pasti punya alasan tersendiri untuk penjelajahannya. Ada yang ingin melihat tempat baru, ada yang ingin terlihat di sosial media, ada yang hanya sekedar ikut-ikutan, dan ada yang menjadikan penjelajahan sebagai pelarian. Penjelajahan saya kali ini karena nostalgia. Kembali ke kota tempat saya kecil dulu, kembali ke Soroako.

Soroako terletak di Sulawesi Selatan, sekitar 600 km dari Makassar. Butuh 2×12 jam perjalanan darat untuk mencapainya dan kemudian kembali ke lagi ke Makassar. Dan saya hanya menyiapkan waktu 12 jam untuk mengenang 10 tahun kehidupan saya di sana.

Penjelajahan ini murni nostalgia. Saya tidak berwisata ke Matano tempat mata air danau berasal, atau mengunjungi gua-gua dengan tembikar dan tengkorak manusia peninggalan masa lampau di Nuha. Yang saya lakukan saat ini adalah menyusuri jalan-jalan tempat saya berlari dan bermain. Mengunjungi sekolah tempat saya belajar dan rumah tempat saya besar. Saya mengunjungi masa kecil saya.

Salah satu tempat yang harus saya kunjungi adalah Danau Matano, yang masih tetap seindah dulu. Danau terdalam di Indonesia dan ke-8 di dunia. Danau ini lah yang mengajarkan saya cara berenang, cara mengendalikan kayak, dan cara mengembalikan kapal layar yang terbalik. Aktivitas yang sepertinya jadi pelajaran wajib bagi anak-anak penghuni perumahan perusahaan ini.

soroako05

soroako01

Di danau ini juga lah hampir setiap sore saya menceburkan diri. Berlari dari halaman rumah satu ke halaman rumah lain. Memanggil nama kawan di belakang rumahnya untuk mengajak berenang. Lalu berlari bersama dan beramai-ramai melompat dari dermaga.

soroako03

soroako02

Saya tidak terlalu kehilangan bentuk dermaga lama. Dermaga baru ini kembar cermin dengan dermaga lama. Tetapi saya kehilangan padang alang-alang tempat kami berlari memotong jalan menuju danau. Padang alang-alang yang kadang membuat kami ragu melintas karena takut bertemu ular. Padang alang-alang yang kini berubah menjadi tempat parkir.

Dari danau saya beranjak ke sekolah. Sekolah yang dulu terbuka kini seperti penjara. Pagar terbentang disetiap batasnya. Hanya satu pintu yang terbuka, itu pun dengan satpam yang menjaga. Tidak bisa lagi memotong jalan melalui lapangan tenis, lapangan voli, ataupun lapangan bola untuk ke sekolah. Jalan pintas menuju Matano Yatch Club melalui lapangan bola dan rumah presiden perusahaan pun tertutup pagar. Jalan yang dulu sering kami lalui dengan diam-diam.

Saya kehilangan rumah masa kecil saya dulu. Sebuah rumah berwarna biru muda di jalan Sulawesi no.39, Pontada. Sekarang semua rumah berwarna biru muda. Kata ayah, dulu tidak ada yang mau memilih rumah ini karena 39 merupakan kelipatan 13. Angka sial. Fisik rumah ini masih ada tetapi kondisinya menyedihkan, terbengkalai dan tidak terawat. Tidak ada lagi jalan masuk berkerikil hitam dengan tanaman berbunga di kiri dan kanannya. Lapangan bola kecil dengan gawang paralon buatan ayah. Kebun yang biasa kami tanami singkong dan ubi jalar dengan pohon nangka dan mangga yang meneduhi. Rumah pohon di batang akasia yang jadi tempat bermain dan bersembunyi. Dan taman indah yang disusun oleh tangan ayah. Semuanya berganti dengan alang-alang.

soroako04

Penjelajahan ini seperti menonton film Inside Out. Ketika bola-bola ingatan penting diputar kembali di kepala saya. Potongan-potongan kejadian yang masih jelas terasa.

Kondisi Soroako saat ini memang tidak sama dengan berpuluh-puluh tahun yang lalu. Kondisi ideal saat saya masih kecil dulu. Ketika yang harus saya lakukan hanyalah bermain dan belajar. Tetapi kondisi ini cukup lah jadi pemicu untuk mengembalikan kenangan.

Semua berbeda, tidak lah seperti apa yang ada dalam ingatan saya. Seperti ukuran dan jarak yang tampak mengerut. Rumah tempat tinggal dulu terlihat mengecil dan jarak antar tempat seperti memendek. Mungkin diingatan saya ukuran dan jarak berbanding dengan fisik dan usia saat itu.

Saya tidak mau menggantikan gambaran-gambaran yang ada dengan kondisi saat ini. Saya memilih ingatan di kepala saya. Saat kecil, saat semuanya masih indah untuk saya.

Perjalanan nostalgia memang tidak selalu berakhir seperti yang diharapkan. Semua pasti akan berubah dan berganti. Tetapi paling tidak mengingatkan akan siapa saya dulu yang ikut membentuk siapa saya sekarang.

Kawan, kamu punya tempat kenangan yang ingin kamu jelajahi? Ayo atur waktu, jangan tunggu berpuluh-puluh tahun kemudian untuk melakukan penjelajahan nostalgiamu.

Selamat bernostalgia!

@kawanjelajah

#ayojelajahindonesia

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini:
close-alt close collapse comment ellipsis expand gallery heart lock menu next pinned previous reply search share star