BARONDA MALUKU

Hai Kawan,

Baronda dalam bahasa Maluku berarti jalan-jalan. Itulah yang saya lakukan selama sembilan hari. Jalan-jalan sendiri menjelajah Maluku Utara dan Maluku. Melihat surga Indonesia Timur dengan segala pernak pernik kehidupan masyarakatnya.

Perjalanan saya berawal dari ajakan seorang teman untuk menjelajahi Ora, di Pulau Seram, selama tiga hari dua malam. Untuk perjalanan ke Indonesia Timur, yang membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, sangat pendek menurut saya. Mulailah mencari-cari tujuan lain sebelum bertemu rombongan di Ambon untuk menuju Ora.

Akhirnya saya memilih Maluku Utara sebagai tujuan pertama. Menjelajah Ternate, Tidore, dan Tobelo. Jangan tanya kenapa saya memilih Tobelo sebagai tujuan. Sampai saat ini pun saya masih mengingat-ingat apa alasan saya waktu itu. Kota yang bahkan dua minggu sebelum berangkat tidak pernah saya dengar. Mungkin seperti cinta, tujuan jelajah pun tidak perlu alasan. Selanjutnya Maluku sebagai tujuan kedua. Hanya sedikit saja. Sepotong Ambon dan sepenggal Seram.

Pulau, laut, pantai, dan pasir. Penjelajahan saya tidak jauh dari itu. Untuk orang yang malas menggunakan sunblock, tidak heran jika di hari ketiga kulit saya sudah menghitam. Dan sangatlah wajar jika penduduk asli Indonesia Timur berkulit lebih gelap, mereka bermandikan matahari sangat lebih dari tiga hari.

Buat saya sembilan hari sangatlah singkat. Sangat singkat untuk menjelajah pulau, pantai, telaga, dan mata air panas di Tobelo, keliling gunung di Ternate dan Tidore, serta dari pantai ke pantai, di Ambon dan Seram. Sangat singkat untuk berbincang dengan Pak Seba di Pulau Tagalaya, mengupas Pala bersama Keluarga Aca di Mamuya, bermotor round gunung bersama Yadi di Ternate, dan Bang Musa di Ambon. Sangat singkat untuk cemas saat Gunung Gamalama di Ternate masih terus berasap, khawatir diculik culek-culek di Tobelo, sampai antara panik dan senang bertemu Hiu di Seram. Sangat singkat untuk tidak berhenti terkagum-kagum dengan keindahan alam Indonesia. Kagum dari level bagus, wow, sampai cuma senyum-senyum sendiri karena tidak sanggup berkata-kata.

Sembilan hari yang singkat ini telah menghitamkan kulit dan menipiskan pantat saya karena terlalu sering duduk di bangku belakang motor. Tetapi membuat saya bisa bercerita berjam-jam mengenai pengalaman saya baronda di Ternate, Tidore, Tobelo, Ambon, dan Seram.

Jadi kawan, ayo kita atur waktu dan dana untuk baronda!

Ikuti penjelajahan saya baronda di Maluku Utara dan Maluku. Klik JELAJAH untuk menerima notifikasinya lewat email.

@kawanjelajah

#ayojelajahindonesia

2 replies to “BARONDA MALUKU

Tinggalkan komentar

close-alt close collapse comment ellipsis expand gallery heart lock menu next pinned previous reply search share star