Danau Kastoba, Danau Mistis di Tengah Gunung Pulau Bawean

Hai Kawan,

Awalnya saya berpikir wisata di Pulau Bawean akan melulu soal laut dan pantai. Ternyata saya salah. Pulau Bawean dengan lanskapnya yang berbukit-bukit juga menyimpan keindahan lain. Air terjun, danau, air panas, dan tentu saja satwa endemiknya, Rusa Bawean.

Saya mulai hari ketiga pagi ini dengan menyambangi Dermaga Sangkapura. Dermaga ini terletak tidak jauh dari penginapan, jadi saya cukup berjalan kaki saja. Saat tiba sebelumnya tidak banyak kesempatan untuk melihat-lihat, belum lagi posisi matahari yang tepat di atas kepala, panasnya komplit! Dermaga Sangkapura melayani kapal cepat Gresik – Pulau Bawean dan juga kapal-kapal kayu lainnya, sedangkan kapal fery Gili Iyang berlabuh di dermaga yang lain.

Setelah sarapan perjalanan dimulai. Air terjun Murtalaya yang dilafalkan sebagai Murtalaje oleh orang Bawean jadi tujuan pertama. Jarak tempuhnya tidak terlalu jauh, hanya setengah jam bermobil dari penginapan. Sebelumnya saya berhenti di salah satu titik pandang tertinggi di Pulau Bawean yang menjadi lokasi favorit untuk berfoto. Latar belakangnya jelas memperlihatkan lekukan Pulau Bawean, sebuah teluk dan tanjung.

bawean21

Akhirnya tiba di Air Terjun Murtalaya setelah sepuluh menit bermobil dan kemudian berjalan kaki lima menit dari tempat parkir. Tinggi air terjun ini hanya tiga meter dan airnya keruh. Keunikannya hanya bebatuan yang membentuk, seperti lempengan batu yang ditumpuk rapi. Sayangnya batu-batu ini pun sudah mulai diambil oleh masyarakat. Saat saya datang, dua orang sedang mencongkel batu-batu yang membentengi tebing dan memuatnya dalam sebuah truk besar. Saya yakin tidak lama lagi tebing tanpa bebatuan itu akan longsor.

bawean22

Tujuan kedua adalah Danau Kastoba di Desa Peromaan, Kecamatan Tambak. Setelah melewati sawah, perkampungan penduduk, dan kemudian harus berputar karena ada perbaikan jalan, akhirnya saya sampai di pintu gerbang Wisata Danau Kastoba. Jarak tempuh langsung, tanpa berhenti, kurang lebih 1,5 jam, belum termasuk trekking sejauh 400 meter tapi ditempuh dalam waktu setengah jam karena jalurnya menanjak menyusuri hutan. Danau Kastoba memang terletak di tengah-tengah perbukitan, seperti mangkok yang dibentuk oleh bukit yang mengelilinginya. Posisi danau ini menyebabkan airnya dingin dan segar.

Air Danau Kastoba tenang dan gelap. Pepohonan, di hutan yang mengelilinginya, tumbuh rapat dengan cabang dan daun sampai ke permukaan danau. Tidak ada celah terbuka yang menjadi batas. Tanpa mendengar legenda terjadinya danau ini, kesan mistis sudah terasa. Hikayat sebatang Pohon Kastoba milik Ratu Jin tumbuh subur di tengah pulau. Pohon ini sangat berkhasiat sehingga Ratu memerintahkan dua ekor Burung Gagak putih untuk menjaganya. Tetapi burung tersebut memberikan daunnya ke seorang pemuda buta yang kemudian sembuh. Ratu Jin murka dan mencabut  Pohon Kastoba. Dari lubang bekas pohon keluar lah air yang kemudian membentuk Danau Kastoba.

bawean23

Aktivitas yang dapat dilakukan di Danau Kastoba adalah berenang di tepian yang terbuka. Dilarang untuk berenang ke tengah danau karena sudah pernah ada yang tenggelam dan dari cerita yang beredar, jasadnya tidak ditemukan di danau tetapi di sungai lain atau laut. Dipercaya ada lubang pusaran yang terhubung dengan tempat lain. Dan saya sempat menyaksikan seorang anak yang nyaris tenggelam ketika berenang tidak terlalu jauh dari tepian. Untuk fasilitas umum di Danau Kastoba cukup menyedihkan. Sebuah bangunan setengah hancur bertuliskan toilet dan sampah berserakan.

Setelah gunung, kembali ke laut. Kali ini niatnya menyeberangi selat dari Tanjung Layar menuju Pulau Selayar dengan berjalan kaki. Sayang waktunya tidak pas, karena air sedang pasang. Jadilah cukup menikmati Pulau Selayar dan Nokoh Selayar dari sisi yang berbeda dari hari sebelumnya.

bawean24

Kembali ke sekitaran Sangkapura, tepatnya di Desa Pudakit Barat, mengunjungi penangkaran Rusa Bawean (Axis kuhlii). Rusa Bawean adalah satwa endemik Pulau Bawean. Ukuran tubuhnya lebih kecil dari jenis Rusa lainnya. Sayangnya saya tidak menjumpai siapa pun dan juga tidak memperoleh informasi apapun saat berkunjung ke sini. Tempat ini kosong, tanpa loket karcis, tanpa petunjuk arah, tanpa kantor pengelola, tanpa fasilitas umum. Yang ada hanya pagar kawat yang membatasi gerak Rusa. Cukuplah hanya melihat satwa asli daerah ini. Informasi dari pemandu, sebelumnya tempat ini dikelola oleh salah seorang warga dengan dana pribadi dan akhirnya diambil alih oleh pemerintah.

bawean25

Tujuan berikutnya tidak masuk ke jadwal. Cerita Fariz, salah seorang peserta, tentang bukit dengan kincir kayu raksasa membuat penasaran. Akhirnya iring-iringan motor berjalan menuju Desa Kepongan yang terletak di atas bukit. Sudah terlalu sore saat menaiki bukit, tetapi salah seorang penduduk bersedia memandu. Saat adzan Maghrib berkumandang, kami melewati kuburan untuk naik ke puncak. Nekat! Matahari sudah menghilang, tetapi cahayanya masih tersisa. Hari ketiga, sunset ketiga. Tiang-tiang kayu raksasa berdiri tegak tanpa kincir. Memang bukan musim angin untuk memasang kincir. Jika angin sedang bertiup kencang, suara kincir ini bisa di dengar sampai desa-desa sekitarnya. Tidak berlama-lama karena hari sudah gelap dan perjalanan menuruni bukit bukan hal yang mudah dilakukan, apalagi dalam gelap.

bawean26

Setelah makan malam, satu lagi tujuan yang tidak masuk ke dalam jadwal, berendam air panas. Jangan bayangkan kolam air panas besar yang bisa dipakai berendam beramai-ramai. Bilik air panas ini hanya berukuran 2×3 meter dengan kolam 2×2 meter, dan pagar tembok setinggi 1,5 meter. Kedalamannya hanya 1 meter, tetapi cukup untuk berendam menghilangkan lelah. Kolam air panas ini biasanya ramai di pagi dan malam hari. Terdapat beberapa lokasi sumber air panas di Pulau Bawean.

Tuntas sudah hari ini, naik gunung, turun ke laut. Seharian menyusuri 55 km jalan utama Pulau Bawean, melewati sawah, hutan, pemukiman, dan tepian laut. Lengkap!

Ikuti penjelajahan saya berikutnya di Pulau Bawean. Klik JELAJAH untuk menerima notifikasinya lewat email.

@kawanjelajah

#ayojelajahindonesia

Iklan

2 replies to “Danau Kastoba, Danau Mistis di Tengah Gunung Pulau Bawean

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini:
close-alt close collapse comment ellipsis expand gallery heart lock menu next pinned previous reply search share star