Hai Kawan,
ini pulau yang saya ceritakan kemarin. Pulau Tunda. Pulau ini sebenarnya merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Seribu, tetapi karena letaknya di bagian Barat, maka masuk ke wilayah administrasi Kabupaten Serang, bukan Kabupaten Kepulauan Seribu. Jarak tempuh lautnya pun lebih dekat jika dijangkau dari Pelabuhan Karang Antu, Serang.
Pagi ini, setelah sekian lama tidak membawa rombongan, saya berangkat dari Jakarta menuju pelabuhan Karang Antu, Serang. Dengan bis elf, kapasitas 20 orang yang hanya diisi oleh 9 orang, perjalanan ditempuh dalam waktu 2 jam melalui tol Jakarta – Merak.
Setelah berganti baju untuk snorkeling dan persiapan panitia selama perjalanan, kapal pun bertolak ke Pulau Tunda. Kali ini kapal motor milik Pak Daeng, GT Marlin, menjadi pilihan. Kapal motor besar berkapasitas 30 orang ini dipilih agar perjalanan lebih nyaman, khususnya mengantisipasi kondisi laut yang berombak.
45 menit perjalanan, kami melewati salah satu gugusan Kepulauan Seribu di Kabupaten Serang. Pulau Lima adalah pulau terdekat dengan pelabuhan Karang Antu. Pulau berpasir putih ini mulai dikembangkan sebagai daerah wisata. Selain pulau Lima, pulau Empat juga sudah dibuka menjadi daerah wisata. Kedua pulau ini mempunyai profil yang sama.
2,5 jam melewati laut yang tenang dan sesekali ditemani burung-burung camar, kapal berlabuh di pelabuhan Pulau Tunda. Selamat Datang di Pulo Tunda. Pulau dengan luas 300 hektar dan berpenduduk kurang lebih 3,000 jiwa. Kami turun ke pulau melihat kehidupan masyarakat dan ikut bermain bersama anak-anak Pulau Tunda. Bagi yang memilih menginap di rumah penduduk (homestay), saatnya menurunkan barang-barang. Pilihan kami menginap di sebuah villa di Timur pulau Tunda.
Perjalanan dilanjutkan ke lokasi snorkeling pertama yang tak jauh dari pelabuhan pulau Tunda. Sebelumnya, ikan pecak, ikan goreng, kerupuk ikan, dan sambal goreng menjadi menu santap siang di atas kapal. Nikmat! Di spot snorkeling pertama ini kondisi air cukup jernih. Ber-snorkeling dengan ditemani ubur-ubur kecil, yang terkadang menyengat dan membuat sedikit gatal, tak menyurutkan niat menikmati keindahan bawah air pulau Tunda.
Lanjut ke spot snorkeling kedua. Ubur-ubur sudah mulai tak terlihat, sehingga aktivitas snorkeling bisa lebih dinikmati. Posisi spot snorkeling kedua ini tak jauh dari villa tempat kami menginap malam ini. Beberapa kapal membawa rombongan lain juga terlihat. Rupanya spot ini memang jadi favorit untuk snorkeling.
Selesai snorkeling di lokasi kedua, waktunya untuk menuju villa, bersih-bersih dan bersiap untuk aktivitas berikutnya. Karena besar, kapal Pak Daeng, GT Marlin, tak bisa merapat ke dermaga titian bambu di depan villa. Kapal bersauh, dan motor boat kecil menjemput peserta untuk turun ke villa. Meniti titian bambu jadi pengalaman tersendiri, apalagi sambil membawa banyak barang.
Sampai di villa, antri kamar mandi untuk bersih-bersih dimulai. Tak sempat merasa bosan menunggu, cukup duduk di teras, merasakan angin laut sambil ditemani pisang goreng dan teh manis hangat yang telah disiapkan.
Pukul 17.00, saatnya menyaksikan matahari menghilang dibalik cakrawala. Cukup duduk di titian bambu, dermaga villa. Matahari tepat didepan mata.
Usai menikmati matahari terbenam perut kembali lapar, makanan sudah tersedia lagi. Selamat makan! Makan malam dilanjutkan obrolan santai di teras villa. Menunggu acara berikutnya. Bakar-bakaran! Selamat makan lagi!
Badan lelah setelah seharian perjalanan dan snorkeling. Perut juga sudah kenyang. Kamar tidur bukan jadi pilihan utama. Cari posisi masing-masing untuk tidur ditemani angin laut dan langit yang cerah malam ini. Yang harus diingat adalah keterbatasan listrik di Pulau Tunda. Generator utama hanya akan menyala pada pukul 18.00 sampai 23.00 malam. Selanjutnya hanya lampu-lampu utama saja yang akan menyala.
Selamat pagi! Ternyata kurang pagi untuk menikmati matahari terbit. Langsung lanjut sarapan dan bersiap menyusuri ilalang menuju bagian Utara Pulau Tunda. Bagian ini memang tak seramai bagian Timur dan Barat. Tak ada perkampungan, hanya hutan dan pantai dengan pecahan karang. Lokasi snorkeling ketiga hari ini, dengan air yang lebih jernih dan terumbu karang serta ikan yang lebih menarik.
Lokasi snorkeling terakhir di Utara Pulau Tunda menjadi penutup yang tidak terlupakan. Jaraknya tidak jauh dari lokasi snorkeling ketiga. Kejernihan dan ketenangan air lautnya, serta keragaman terumbu karang dan ikannya benar-benar luar biasa. Masih sedikitnya tingkat kunjungan ke pulau ini terlihat dari keaslian dan keasrian bawah lautnya, dan semoga akan tetap terjaga walaupun semakin banyak yang mengunjunginya.
Setelah puas menikmati keindahan laut Utara Pulau Tunda, waktunya kembali ke villa. Sesaat sebelum tiba di villa, seekor penyu yang sedang berenang menapakkan diri. Sebuah hadiah sebelum pulang. Bersih-bersih, makan siang dan persiapan untuk kembali ke pelabuhan Karang Antu. Ombak laut memang tidak seramah saat pergi kemarin. Angin Barat, yang memang sudah waktunya bertiup, mulai menampakkan diri. Cukup dinikmati saja, sebagai bagian dari perjalanan ke pulau Tunda yang sangat berkesan.
Sebelum perjalanan, saya sempat googling mengenai kebersihan di laut sekitar Pulau Tunda. Membaca sebuah blog yang menuliskan cukup banyak hal yang tidak menyenangkan mengenai pulau Tunda. Penulisnya datang pada saat hujan dengan menggunakan kapal motor kecil, dan saya yakin kondisi laut saat itu tidak tenang, sehingga perjalanan laut bisa mencapai 3 jam. Kapal motor besar Pak Daeng bisa menempuh perjalanan selama 2 jam pada saat kondisi laut tidak tenang.
Seberapa bersih laut Pulau Tunda? Saya tidak perlu menjawabnya. Silahkan lihat difoto-foto yang ada. Memang tidak bisa dihindari sampah dan pencemaran laut yang ada disekitarnya. Sampah dari Jakarta dan Serang membuat sebuah jalur di laut, dan ini bukan pemandangan yang menyenangkan. Tetapi laut di sekitar pulau yang menjadi spot snorkeling layak dibandingkan dengan kejernihan Karimunjawa, Pantai Iboih, atau Bira yang sudah pernah saya jelajahi.
Semoga semakin banyak yang dapat menikmati keindahan pulau Tunda, dan semoga keindahannya dapat terus terjaga!
#ayojelajahindonesia
Thanks to: Donny, Tessa, Afid, Winanda, Mbak Endah, Robby, Jill, Sai, Miri, Ranjit, Martin, serta Sonya & Arief yang sudah bergabung di trip Pulau Tunda bersama @kawanjelajah. Special thanks to: Nike, Miftah, & Emen.